Sejarah Lahirnya Banser
Berdasar dari bukti sejarah derap langkah yang dilakukan dalam upaya
pertahanan keamanan negara senantiasa menuntut partisipasi aktif dan
keterlibatan seluruh kekuatan rakyat secara terpadu, terarah dan terkendali.
Sehingga hakekat pertahanan keamanan negara bagi bangsa Indonesia adalah dengan
“perlawanan rakyat semesta” yang memiliki sifat-sifat kerakyatan, kesemestaan
dan kewilayahan. Untuk menjamin tetap tegaknya negara kesatuan Republik
Indonesia perlu adanya tatanan dalam penyelenggaraan kenegaraan yang bersumber
dari potensi masyarakat semesta.
Generasi muda Indonesia sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan negara
Indonesia dan merupakan sumber dalam pelaksanaan pembangunan nasional perlu senantiasa
meningkatkan pembinaan dan pengembangan dirinya untuk menjadikan dirinya
sebagai kader bangsa yang tangguh yang memiliki wawasan kebangsaan yang luas
dan utuh yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berahlaq, trampil dan
profesional.
Peran aktif generasi muda akan sangat menentukan yang diintegrasikan dengan
kekuatan lain yang berasal dari seluruh komponen Bangsa merupakan faktor
penentu dalam mengupayakan keberhasilan pembangunan Nasional.
Kelahiran dan perjuangan Gerakan Pemuda Ansor merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari upaya dan cita-cita Nahdlatul Ulama untuk berhikmah pada
perjuangan bangsa dalam negara kesatuan Republik Indonesia menuju terwujudnya
masyarakat yang demokratis, adil, makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 serta mengembangkan agama Islam yang berhaluan
Ahlussunnah Wal Jamaa’ah.
Gerakan Pemuda Ansor menyadari benar bahwa tuntunan dan ajaran Islam Ahlussunah
Wal Jamaah mampu memberikan semangat kultural dan spiritual yang berakar pada
nilai-nilai budaya bangsa yang luhur untuk mengoptimalisasikan semua potensi
pribadi yang memberikan arah dan gambaran pada masa mendatang yang lebih baik.
Tuntutan yang terbesar dalam organisasi Gerkan Pemuda Ansor banyak bertumpu
pada eksistensi dan keberadaan Barisan Ansor Serbaguna sebagai organisasi semi
otonom dari GP. Ansor. Hal ini sangat mudah dimaklumi karena meperhatikan
perkembangan sejarah perjuangan Bangsa, Banser telah mampu menempatkan pada
posisi strategis dalam setiap perkembangan perikehidupan berbangsa dan
bernegara.
Latar belakang dan keberadaan organisasi dikalangan menengah kebawah masih
memerlukan sumber kajian kongkrit dalam pengelolaan dan penyelenggaraan
organisasi, sehingga diharapkan adanya keterpaduan gerak dan langkah antara
unsur “policy maker” dengan unsur pelaksana dilapangan.
Memperhatikan hal tersebut diatas maka dianggap perlu memberikan acuan dan
panduan operasional organisasi yang terangkum pada buku Pedoman Pengelaan dan
Penyelenggaraan organisai Banser yang dikeluarkan oleh Pimpinan Wilayah Gerakan
Pemuda Ansor Jawa Timur Dan BANSER SELURUH INDONESIA.
Tahun 1924 dengan berlatar belakang pada berdirinya organisasi kepemudaan yang
bersifat kedaerahan seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, Jong
Minahasa, Jong Celebes berdiri organiosasi kepemudaan Syubbanul Wathan yang
berarti Pemuda Tanah Air yang berdiri dibawah panji Nahdlatul Wathan yang
didirikan oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah dan dipimpin oleh Abdullah Ubaid
melaui media khusus telah memiliki anggota 65 orang. Perkembangan selanjutnya
Subbanul Wathan disambut baik oleh kBarisan Ansor Serbaguna (Banser) ngan
pemuda sehingga ratusan pemuda mencatatkan diri sebagai anggota,karena
aktifitas organisasi ini menyentuh kepentingan dan kebutuhan pemuda pada saat
itu.
Karena Subbanul Wathan telah diterima baik oleh kBarisan Ansor Serbaguna
(Banser)ngan pemuda maka mebentuk organisasi kepanduan yang diberi nama Ahlul
Wathan (Pandu Tanah Air) sebagai inspektur umum kwartir Imam Sukarlan
Suryoseputro. Kerlanjutan perkembangan organisasi ini sampai pada
masalah-masalah Barisan Ansor Serbaguna (Banser) kebangsaan dan pembelaan
terhadap tanah air.
Setelah Nahdlatul Ulama’ (NU) berdiri (31 Januari 1926) kegiatan orgaisasi agak
mengendor karena beberapa orang pengurusnya aktif dan disibukkan untuk mengurus
Organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Atas dasar pemikiran dan upaya Abdullah
Ubaid dan Thohir Bakri pada tahun 1930 mengembangkan dan membangun organisasi
yang berpengaruh ditingkat Nasional yang diberi nama Nahdlatus Subban (Kebangkitan
Pemuda). Yang dipimpin oleh Umar Burhan.
Dengan latar belakang pengarahan KH. Abdul Wahab (guru besar kaum muda waktu
itu) beliau menyebut beberapa ayat suci Al-Qur’an yang mengisahklan kesetiaan
para sahabat Al-Khawariyyin yang tidak kepalang tanggung menolong perjuangan
para Nabi menyiarkan ajaran Islam dengan pengorbanan lahir maupun bathin merka
tampil sebagai pejuang yang tangguh dalam membela dan membetengi perjuangan
Islam, kemudian Nabi memberi nama penghormatan kepada mereka dengan sebutan Ansor
yang berarti mereka yang menolong. Kemudian pada tahun 24 April 1934 berdirilah
organisasi ANO yang berarti Ansoru Nahdlatul Oelama yang dimaksudkan dapat
mengambil berkah (Tabarrukan) atas semangat perjuangan para Sahabat nabi dalam
memperjuangkan dan membela serta menegakkan agama Allah. Diharapkan kelak
senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar sahabat ansor yang selalu bertindak
dan bersikap sebagai pelopor dalam memberikan pertolongan dalam menyiarkan,
menegakkan dan membentengi ajaran Islam. Inilah komitmen yang seharusnya
senantiasa dipegang teguh oleh para anggota Gerakan Pemuda Ansor.
Melalui konggres I tahun 1936, Konggres II tahun 1937 dan konggres III tahun
1938 memutuskan ANO mengadakan Barisan Berseragam yang diberi Nama Banoe dengan
merinci jenis riyadloh yang diperbolehkan :
1. Pendidikan Baris berbaris
2. Latihan Lompat dan Lari
3. Latihan Angkat mengangkat
4. Latihan Ikat mengikat (Pioner)
5. Fluit Tanzim (belajr kode/Isyarat suara)
6. Isyarat dengan benderab (morse)
7. Perkampungan dan perkemahan
8. Belajar menolong Kecelakaan (PPPK)
9. Musabaqoh Fil Kholli (Pacuan Kuda)
10. Muromat (melempar lembing dan cakram)
Dari perkembangan-perkembangan
yang terjadi inilah maka ANO kemudian menjadi Gerakan Pemuda Ansor dan Banoe
menjadi Barisan Ansor Serbaguna atau disingkat dengan Banser.
Arti Lambang Bedge BANSER (Segi Lima)
1. Kalimat Ya Ilaahi, melambangkan bahwa setiap gerak dan perjuangan
BANSER dijiwai dengan ketaqwaan serta mengikuti segala perintah Allah
SWT.
2. Logo Gerakan Pemuda Ansor, melambangkan kesatupaduan langkah BANSER
yang tidak bisa dilepaskan dari organisasi induknya yakni GP Ansor.
3.Gambar Burung Ababil, melambangkan kekuatan umat Islam yang menjunjung tinggi upaya kesejahteraan dan kemakmuran manusia.
4.Gambar Pita, melambangkan keteguhan BANSER dalam membela, dan mendorong setiap perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan.
5.Tulisan Nahnu Ansharullah melambangkan sikap BANSER yang saling tolong menolong kepada sesama manusia sebagai hamba Allah SWT.
6.Warna merah (sebagai dasar logo) melambangkan keteguhan dalam
melaksanakan aqidah dan semangat pantang mundur dalam membela keadilan
dan kebenaran.
7.Warna kuning, melambangkan ketulusan, keikhlasan dan kesucian perjuangan.
8.Warna hijau segitiga, melambangkan keimanan, keadilan dan kemakmuran.
9. Warna hitam segitiga, melambangkan kesatuan dan persatuan yang kokoh dan kuat.
10. Segi lima, melambangkan rukun Islam lima dan Pancasila sebagai dasar negara.
11.Pisau Komando, melambangkan bahwa setiap anggota BANSER siap setiap saat melaksanakan tugas organisasi
Download Logo BANSER Versi CDR
Klik dibawah ini :
Untuk cara downloadnya bisa anda baca, dengan klik dibawah ini :
Untuk logo-logo lainnya bisa anda unduh disini :
0 comments: