ISLAMKU, ISLAM ANDA, ISLAM KITA

Sebuah tulisan menarik dan layak untuk dibaca buat anda yang ingin memahami pemikiran Gus Dur tentang Islam, karena dengan cara memahami dan mendalami hasil karyanya tentu kita akan lebih mengenal dan mengerti siapa Gus Dur sesungguhnya.
Dengan kata2 yg lugas dan mudah untuk dipahami cara berfikirnya. indahnya islam beliau dan samakah dengan islamku, islammu, dan islam mereka?

Selamat menikmatinya..

0 comments:

LOGO KOPERASI

Butuh Logo Koperasi format cdr utk keperluan ?
Silahkan download logonya, untuk penampakannya :




Cara downloadnya klik disini :


Untuk link downloadnya klik bawah ini :



0 comments:

DOWNLOAD LOGO PP ROUDLOTUT THOLIBIN REMBANG

Monggo bila ada temen yang butuh Logo Roudlotut Tholibien (TPI) Rembang yang versi cdr, bisa njenengan download, untuk tampilan :


Download dibawah ini :


Untuk cara downloadnya bisa dibaca disini :


0 comments:

DOWNLOAD LOGO MAS SIMBANGKULON BUARAN PEKALONGAN

Bila ada teman yang membutuhkan Logo Madrasah Salafiyah Simbangkulon Buaran Pekalongan yang versi cdr, dengan tampilan seperti ini :


Silahkan download disini :



Bagi yang masih bingung caranya, bisa baca disini :


0 comments:

BELAJAR MEMBUAT BLOG UNTUK PEMULA (Part.1)

1. Buka gmail kamu, terus buka https://www.blogger.com
Terus klik Buat Blog (lihat gambar)


2. Kamu akan diminta mengisi ulang pasword gmail kamu, lakukan saja..


3. Scroll aja mouse terus kebawah ..


4. Klik Saya Setuju
 



5.Klik Lanjutkan Ke Blogger..



6. Klik Oke
 

7. Klik Buat Blog Baru
 
8. Isi kolom yang tersedia 
Nama Blog kamu
dan Alamat Blog sesuai keinginan kamu, tapi bila nama yg kamu ajukan tidak tersedia berarti kamu harus mengganti nama lain yg tersedia, bisa dengan cara menambah awalan atau akhiran dinama yg kamu ajukan.
Kemudian pilih Tema Blog atau tampilan blog sesuai selera kamu. bila suatu saat bosen dengan tema itu bisa diganti lagi kok.




10. Jadi dech.. tinggal tulis tulis apa yg kamu mau..
dan kamu simpan di Blog kamu



Selamat berselancar ria..






0 comments:

CARA UPLOAD FILE DI BLOG AGAR BISA DI DOWNLOAD, DAN CARA MEMBUAT TOMBOL DOWNLOADNYA

Langkah-langkahnya kayak gini sobat :


1. Buka Google Dokumen kamu, caranya ?  
Buka dulu email google kamu, bila belum punya email tentunya bikin dulu lah.. hehe

kalau udah kebuka, terus kamu klik yg no.1, nanti akan muncul pilihan2 yg macem2, klo menu dokumen belum tampak, kamu klik yg no.2


Nanti akan nampak tuh dokumennya.. tuh.. liat.. 

Masuk dech ke google dokumennya.. hehe
2. Terus kamu klik tuh "Buka pemilih file" yang ada di pojok kanan atas


Kamu klik lagi Upload yah.. buat aplut file nya..
3. Pilih file kamu dari komputer, terus aplut..
    Tunggu sebentar sampai aplutan selesai yah?
 
Kalau aplutan kamu udah selesai nanti akan muncul tampilan seperti ini :

 


 4. Kamu klik pojok kanan atas seperti di gambar, terus kamu klik "Bagikan"


Nanti akan muncul seperti ini, bila alamat tautannya belum muncul kamu klik aja no.1, nanti alamat tautan seperti yg no.2 akan muncul.. 

terus kamu copy alamatnya yah? jgn lupa.. bisa kamu paste-kan di notepad dulu jg boleh, biar gk ilang..

Selesai sudah aplut file-nya, tinggal aplut di Blog dan bikin tombol downloadnya dch..

Untuk cara masukin ke blognya baca sini nih..

CARA BIKIN TOMBOL DOWNLOAD DI BLOG

0 comments:

CARA BERKREASI BIKIN FOTO PROFIL UNTUK MEDSOS




Mudah banget kok, disini saya menggunakan Twibbon, yg sama sekali belum bisa jgn berkecil hati, karena bisa dipelajari secara otdidak kok.. Gini Caranya :

1. Buka Twibbon https://twibbon.com/
2. Klik Login

3. Login dengan Facebook atau Twitter, pilih salah satu utk login kamu


4. Saat muncul tampilan Izinkan Aplikasi, kamu ikuti saja aturannya


5. Kalau sudah masuk, terus kamu klik "Star a Campaign"



6. Campaign name : Kamu isi dengan nama hasil kreasi kamu
    Description : kamu isi dengan penjelasan maksud dari hasil kreasi kamu, di kosongin jg gpp kok..
7. Klik "I'm Happy, Contonue" untuk melanjutkan proses

8. Tahap akhir. proses upload hasil karya kamu ke twibbon, agar bisa dinikmati orang banyak.. hehe
    Klik "Telusuri", cari hasil karya kamu dimana disimpan trs upload.. 
    Syaratnya :
    - Format harus PNG atau GIF
    - Backround harus transparan
    - Ukuran harus 400x400 pixels
Mudahkan?
untuk sekedar melihat lihat hasil karya orang lain jg bisa kok di "Find a Campaign" buat cari inspirasi.. 

0 comments:

SEJARAH, MAKNA LOGO DAN DOWNLOAD LOGO NU

Sejarah dan Gerakan Berdirinya NU

KH Abdul Wahid Hasyim adalah putra kelima dari Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari dengan Nyai Nafiqah. Anak lelaki pertama dari 10 bersaudara yang lahir pada Jumat, 1 Juni 1914 M, ketika di rumahnya sedang ramai dengan pengajian. Wahid Hasyim adalah salah seorang dari silsilah yang bersambung hingga Joko Tingkir, tokoh yang kemudian lebih dikenal dengan Sultan Sutawijaya yang berasal dari kerajaan Islam Demak.<>

Sejak kecil, Wahid Hasyim diperkenalkan dengan pengetahuan Islam dan dibebaskan untuk mempelajari pengetahuan umum. Tidak soal baginya bagaimana mendapatkan buku bahan bacaan walaupun kondisi ekonomi tergolong mampu, sehingga Wahid Hasyim tumbuh dan berkembang. Wahid Hasyim kecil memiliki otak yang cerdas, ia sudah pandai membaca Al-Quran dan malah sudah khatam ketika berusia 7 tahun.

Pada April 1934, sepulang dari Mekah, Wahid Hasyim banyak diminta kawan-kawannya agar aktif di perhimpunan atau organisasi yang dipimpinnya. Tawaran juga datang dari Nahdlatul Ulama (NU). Pada tahun-tahun itu, di Tanah Air banyak berkembang kaum nasionalis maupun keagamaan. Apa yang terjadi pada pergulatan panjang pemikiran Wahid Hasyim tidak begitu cepat menentukan alur organisasi. Kemungkinan pertama, ia menerima tawaran dan masuk ke dalam salah satu perkumpulan atau partai yang ada. Kemungkinan kedua, mendirikan perhimpunan atau partai sendiri.

Selama 4 tahun, Wahid Hasyim menimbang-nimbang berbagai tawaran, akhirnya dipilihlah NU, tepatnya pada 1938, ia menyatakan menerima tawaran untuk aktif di NU. “NU merupakan perhimpunan orang-orang tua yang geraknya lambat, tidak terasa dan tidak revolusioner.” Namun di mata Wahid Hasyim memiliki nilai lebih dibanding perhimpunan atau organisasi lain. Selama lebih satu dasawarsa, NU mengembangkan sayapnya dan baru memiliki 20 cabang dan itu tempatnya berdekatan.

Selama 4 tahun Wahid Hasyim mengembangkan pemikiran kritisnya terhadap eksistensi berbagai perhimpunan atau partai yang ada. Setelah itu, ia memilih NU, karena dinilai lebih memberikan keyakinan kuat bahwa NU akan berpengaruh besar terhadap perkembangan kebangkitan umat Islam di Indonesia. Buku yang sangat menarik memberikan beragam informasi tentang tokoh-tokoh NU, di antaranya; KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Bisri Musthofa, KH Raden Asnawi Kudus, KH Ali Maksum, dan lain-lain.

Pada 20 Desember 1949, Wahid Hasyim diangkat menjadi Menteri Agama dalam Kabinet Hatta. Dalam kabinet pertama yang dibentuk presiden Soekarno, Wahid Hasyim ditunjuk sebagai Menteri Negara. Dalam Kabinet Sjahrir pada 1946, setelah terjadinya penyerahan kedaulatan dan berdirinya Republik Indonesia Serikat (RIS) dan dalam Kabinet Hatta, ia menjadi Menteri Agama.

Pada 1952, Wahid Hasyim memprakarsai berdirinya Liga Muslim Indonesia, suatu badan federasi yang anggotanya terdiri dari atas wakil-wakil NU, Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dan Darul Dakwah al-Irsyad. Susunan pengurusnya adalah Wahid Hasyim sebagai ketua, Abikusno Cokrosuyoso sebagai wakil ketua I, dan H Sirojuddin Abbas sebagai wakil ketua II.

Kelebihan lain Wahid Hasyim adalah senang menulis. Tulisannya tersebar dalam bentuk pidato-pidato resmi, ceramah-ceramah keagamaan dan artikel-artikel di berbagai media massa. Karya-karya tulisannya antara lain; Nabi Muhammad dan Persaudaraan Manusia; Berimanlah dengan Sungguh dan Ingatlah Kesabaran Tuhan; Kebangkitan Dunia Islam; Kedudukan Ulama dalam Masyarakat Islam di Indonesia; dan Islam antara Materialisme dan Mistik.

Meski dikenal sebagai pemimpin nasional, Wahid Hasyim memiliki sikap tawadhu’ kepada para ulama, terutama pada Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari.


Kisah di Balik Proses Terciptanya Lambang NU dan Makna yang terkandung didalamnya

Di balik citra dan kewibawaan lambang NU karya KH Ridlwan Abdullah (1884-1962) yang dapat kita lihat sekarang, ternyata sejarah pembuatannya menyimpan pula kisah dan makna yang sangat dalam dan menarik untuk kita ketahui. Tidak seperti proses kreatif lahirnya karya seni pada umumnya yang kebanyakan sekedar mengandalkan daya imajinasi dan kecerdasan kognitif belaka, namun tidak hanya atas dasar dua daya itu lambang NU berhasil diciptakan. Di samping mengerahkan daya imajinasinya, KH Ridlwan Abdullah juga menggerakkan kekuatan spiritualnya. Bahkan aspek yang terakhir ini yang memegang peranan terpenting di balik terciptanya lambang NU.     

Bermula dari persiapan penyelenggaraan Muktamar ke-2 NU di Surabaya, Kiai Ridlwan Abdullah ditugasi oleh KH Wahab Chasbullah selaku ketua panitia waktu itu untuk membuat lambang NU. Penunjukan Kiai Ridlwan  dalam pembuatan lambang NU ini mengingat Kiai Ridlwan memang sudah dikenal pandai menggambar dan melukis. Namun terhitung sejak penugasan itu hingga satu setengah bulan Kiai Ridlwan mencoba membuat sketsa lambang NU bahkan sampai berkali-kali belum berhasil juga, padahal muktamar sudah diambang pintu sehingga sampai sempat mendapat "teguran" KH Wahab Chasbullah.

Akhirnya, pada suatu malam dengan harapan muncul inspirasi atau ilham pada saat-saat orang lelap tidur, Kiai Ridlwan mengambil air wudzu kemudian melaksanakan shalat istikharah. Setelah itu beliau tidur sejenak. Dalam nyenyaknya tidur Kiai Ridlwan Abdullah bermimpi melihat sebuah gambar di langit yang biru dan jernih. Nampak seperti bola dunia dikelilingi bintang dan tali penyambung dan pengait.

Atas mimpinya itu, KH Ridlwan Abdullah tersentak bangun dari tidurnya dan spontan langsung mengambil kertas dan pena untuk membuat sketsa gambar sesuai dengan apa yang tertayang dalam mimpinya tersebut. Saat itu jam dindingnya menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Karena kecakapannya dalam melukis, pada keesokan harinya gambar tersebut bisa diselesaikan lengkap dengan tulisan NU memakai huruf arab dan tahunnya.

Adapun secara singkat deskriptif makna dari gambar atau lambang NU dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Tambang melambangkan agama (Berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah dan jangan bercerai berai).
2. Posisi tambang melingkari bumi melambangkan persaudaraan kaum muslimin seluruh dunia.
3. Untaian tambang berjumlah 99 buah melambangkan asma'ul husna.
4. Bintang sembilan melambangkan jumlah Wali Songo.
5. Bintang besar yang berada di tengah bagian atas melambangkan Nabi Muhammad SAW.
6. Empat bintang kecil di samping kiri dan kanan melambangkan khulafaur rasyidin, dan empat bintang kecil dibagian bawah melambangkan madzhab empat.

Setelah hasil lambang tersebut dihadapkan kepda KH Hasyim Asy'ari, beliau merasa puas dengan gambar, makna dan riwayat terciptanya lambang NU karaya Kiai Ridlawn itu. Beliau kemudian mengangkat kedua tangannya berdoa cukup panjang. Kemudian beliau berbicara penuh harap: "Mudah-mudahan Allah mengabulkan harapan yang dimaksud di dalam simbol Nahdlatul Ulama.”
Sumber : www.nu.or.id
 

Download Logo NU Versi CDR
Klik dibawah ini :

https://drive.google.com/file/d/0B_20tGKRPULQOFVRTjQ2LUJxdlE/view?usp=sharing

Untuk cara downloadnya bisa anda baca dengan klik caranya dibawah ini :
CARA DOWNLOAD 

Untuk logo-logo lainnya bisa anda unduh disini :

0 comments:

DOWNLOAD LOGO RIJALUL ANSOR

Para sahabat yang membutuhkan logo Rijalul Ansor format cdr, dengan tampilan seperti dibawah ini :
Silahkan download disini :

https://drive.google.com/file/d/0B_20tGKRPULQMXEybk53eDBKRGM/view?usp=sharing
 Untuk yang masih bingung cara downloadnya, biasa baca dengan klik dibawah ini :

CARA DOWNLOAD

Untuk logo-logo lainnya bisa anda unduh disini :

0 comments:

SEJARAH LAHIR, MAKNA LOGO DAN DOWNLOAD LOGO BANSER

Sejarah Lahirnya Banser 

Berdasar dari bukti sejarah derap langkah yang dilakukan dalam upaya pertahanan keamanan negara senantiasa menuntut partisipasi aktif dan keterlibatan seluruh kekuatan rakyat secara terpadu, terarah dan terkendali. Sehingga hakekat pertahanan keamanan negara bagi bangsa Indonesia adalah dengan “perlawanan rakyat semesta” yang memiliki sifat-sifat kerakyatan, kesemestaan dan kewilayahan. Untuk menjamin tetap tegaknya negara kesatuan Republik Indonesia perlu adanya tatanan dalam penyelenggaraan kenegaraan yang bersumber dari potensi masyarakat semesta.

Generasi muda Indonesia sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan negara Indonesia dan merupakan sumber dalam pelaksanaan pembangunan nasional perlu senantiasa meningkatkan pembinaan dan pengembangan dirinya untuk menjadikan dirinya sebagai kader bangsa yang tangguh yang memiliki wawasan kebangsaan yang luas dan utuh yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berahlaq, trampil dan profesional.

Peran aktif generasi muda akan sangat menentukan yang diintegrasikan dengan kekuatan lain yang berasal dari seluruh komponen Bangsa merupakan faktor penentu dalam mengupayakan keberhasilan pembangunan Nasional.

Kelahiran dan perjuangan Gerakan Pemuda Ansor merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya dan cita-cita Nahdlatul Ulama untuk berhikmah pada perjuangan bangsa dalam negara kesatuan Republik Indonesia menuju terwujudnya masyarakat yang demokratis, adil, makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta mengembangkan agama Islam yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jamaa’ah.

Gerakan Pemuda Ansor menyadari benar bahwa tuntunan dan ajaran Islam Ahlussunah Wal Jamaah mampu memberikan semangat kultural dan spiritual yang berakar pada nilai-nilai budaya bangsa yang luhur untuk mengoptimalisasikan semua potensi pribadi yang memberikan arah dan gambaran pada masa mendatang yang lebih baik.

Tuntutan yang terbesar dalam organisasi Gerkan Pemuda Ansor banyak bertumpu pada eksistensi dan keberadaan Barisan Ansor Serbaguna sebagai organisasi semi otonom dari GP. Ansor. Hal ini sangat mudah dimaklumi karena meperhatikan perkembangan sejarah perjuangan Bangsa, Banser telah mampu menempatkan pada posisi strategis dalam setiap perkembangan perikehidupan berbangsa dan bernegara.

Latar belakang dan keberadaan organisasi dikalangan menengah kebawah masih memerlukan sumber kajian kongkrit dalam pengelolaan dan penyelenggaraan organisasi, sehingga diharapkan adanya keterpaduan gerak dan langkah antara unsur “policy maker” dengan unsur pelaksana dilapangan.

Memperhatikan hal tersebut diatas maka dianggap perlu memberikan acuan dan panduan operasional organisasi yang terangkum pada buku Pedoman Pengelaan dan Penyelenggaraan organisai Banser yang dikeluarkan oleh Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur Dan BANSER SELURUH INDONESIA.

Tahun 1924 dengan berlatar belakang pada berdirinya organisasi kepemudaan yang bersifat kedaerahan seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, Jong Minahasa, Jong Celebes berdiri organiosasi kepemudaan Syubbanul Wathan yang berarti Pemuda Tanah Air yang berdiri dibawah panji Nahdlatul Wathan yang didirikan oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah dan dipimpin oleh Abdullah Ubaid melaui media khusus telah memiliki anggota 65 orang. Perkembangan selanjutnya Subbanul Wathan disambut baik oleh kBarisan Ansor Serbaguna (Banser) ngan pemuda sehingga ratusan pemuda mencatatkan diri sebagai anggota,karena aktifitas organisasi ini menyentuh kepentingan dan kebutuhan pemuda pada saat itu.

Karena Subbanul Wathan telah diterima baik oleh kBarisan Ansor Serbaguna (Banser)ngan pemuda maka mebentuk organisasi kepanduan yang diberi nama Ahlul Wathan (Pandu Tanah Air) sebagai inspektur umum kwartir Imam Sukarlan Suryoseputro. Kerlanjutan perkembangan organisasi ini sampai pada masalah-masalah Barisan Ansor Serbaguna (Banser) kebangsaan dan pembelaan terhadap tanah air.

Setelah Nahdlatul Ulama’ (NU) berdiri (31 Januari 1926) kegiatan orgaisasi agak mengendor karena beberapa orang pengurusnya aktif dan disibukkan untuk mengurus Organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Atas dasar pemikiran dan upaya Abdullah Ubaid dan Thohir Bakri pada tahun 1930 mengembangkan dan membangun organisasi yang berpengaruh ditingkat Nasional yang diberi nama Nahdlatus Subban (Kebangkitan Pemuda). Yang dipimpin oleh Umar Burhan.

Dengan latar belakang pengarahan KH. Abdul Wahab (guru besar kaum muda waktu itu) beliau menyebut beberapa ayat suci Al-Qur’an yang mengisahklan kesetiaan para sahabat Al-Khawariyyin yang tidak kepalang tanggung menolong perjuangan para Nabi menyiarkan ajaran Islam dengan pengorbanan lahir maupun bathin merka tampil sebagai pejuang yang tangguh dalam membela dan membetengi perjuangan Islam, kemudian Nabi memberi nama penghormatan kepada mereka dengan sebutan Ansor yang berarti mereka yang menolong. Kemudian pada tahun 24 April 1934 berdirilah organisasi ANO yang berarti Ansoru Nahdlatul Oelama yang dimaksudkan dapat mengambil berkah (Tabarrukan) atas semangat perjuangan para Sahabat nabi dalam memperjuangkan dan membela serta menegakkan agama Allah. Diharapkan kelak senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar sahabat ansor yang selalu bertindak dan bersikap sebagai pelopor dalam memberikan pertolongan dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam. Inilah komitmen yang seharusnya senantiasa dipegang teguh oleh para anggota Gerakan Pemuda Ansor.

Melalui konggres I tahun 1936, Konggres II tahun 1937 dan konggres III tahun 1938 memutuskan ANO mengadakan Barisan Berseragam yang diberi Nama Banoe dengan merinci jenis riyadloh yang diperbolehkan :
1.      Pendidikan Baris berbaris
2.      Latihan Lompat dan Lari
3.      Latihan Angkat mengangkat
4.      Latihan Ikat mengikat (Pioner)
5.      Fluit Tanzim (belajr kode/Isyarat suara)
6.      Isyarat dengan benderab (morse)
7.      Perkampungan dan perkemahan
8.      Belajar menolong Kecelakaan (PPPK)
9.      Musabaqoh Fil Kholli (Pacuan Kuda)
10.  Muromat (melempar lembing dan cakram)

Dari perkembangan-perkembangan yang terjadi inilah maka ANO kemudian menjadi Gerakan Pemuda Ansor dan Banoe menjadi Barisan Ansor Serbaguna atau disingkat dengan Banser.




Arti Lambang Bedge BANSER (Segi Lima)

1. Kalimat Ya Ilaahi, melambangkan bahwa setiap gerak dan perjuangan BANSER dijiwai dengan ketaqwaan serta mengikuti segala perintah Allah SWT.
2. Logo Gerakan Pemuda Ansor, melambangkan kesatupaduan langkah BANSER yang tidak bisa dilepaskan dari organisasi induknya yakni GP Ansor.
3.Gambar Burung Ababil, melambangkan kekuatan umat Islam yang menjunjung tinggi upaya kesejahteraan dan kemakmuran manusia.
4.Gambar Pita, melambangkan keteguhan BANSER dalam membela, dan mendorong setiap perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan.
5.Tulisan Nahnu Ansharullah melambangkan sikap BANSER yang saling tolong menolong kepada sesama manusia sebagai hamba Allah SWT.
6.Warna merah (sebagai dasar logo) melambangkan keteguhan dalam melaksanakan aqidah dan semangat pantang mundur dalam membela keadilan dan kebenaran.
7.Warna kuning, melambangkan ketulusan, keikhlasan dan kesucian perjuangan.
8.Warna hijau segitiga, melambangkan keimanan, keadilan dan kemakmuran.
9. Warna hitam segitiga, melambangkan kesatuan dan persatuan yang kokoh dan kuat.
10. Segi lima, melambangkan rukun Islam lima dan Pancasila sebagai dasar negara.
11.Pisau Komando, melambangkan bahwa setiap anggota BANSER siap setiap saat melaksanakan tugas organisasi


Download Logo BANSER Versi CDR
Klik dibawah ini :


https://drive.google.com/open?id=1rXFyanbmwkmeTFO8SYtnEIkAeJClteYF 
Untuk cara downloadnya bisa anda baca, dengan klik dibawah ini :


Untuk logo-logo lainnya bisa anda unduh disini :
 

1 comments:

CARA DOWNLOAD

Beberapa langkah cara download file di Blog ini :

1. Klik tulisan Download warna merah seperti contoh tampilan gambar dibawah ini :


2. Nanti akan muncul tampilan seperti dibawah ini, klik gambar panah (lihat gambar) 

  

3. Selanjutnya akan muncul tampilan terakhir seperti dibawah ini :
tinggal Simpan dan Oke..



Selamat mencoba, semoga manfaat


0 comments:

SEJARAH BERDIRI, MAKNA LOGO DAN DOWNLOAD LOGO GP ANSOR

Sejarah Berdirinya Gerakan Pemuda Ansor

Kelahiran Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) diwarnai oleh semangat perjuangan, nasionalisme, pembebasan, dan epos kepahlawanan. GP Ansor terlahir dalam suasana keterpaduan antara kepeloporan pemuda pasca-Sumpah Pemuda, semangat kebangsaan, kerakyatan, dan sekaligus spirit keagamaan.

Karenanya, kisah Laskar Hizbullah, Barisan Kepanduan Ansor, dan Banser (Barisan Serbaguna) sebagai bentuk perjuangan Ansor nyaris melegenda. Terutama, saat perjuangan fisik melawan penjajahan dan penumpasan G 30 S/PKI, peran Ansor sangat menonjol.

Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) dari situasi ”konflik” internal dan tuntutan kebutuhan alamiah. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan Islam.

Dua tahun setelah perpecahan itu, pada 1924 para pemuda yang mendukung KH Abdul Wahab –yang kemudian menjadi pendiri NU– membentuk wadah dengan nama Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air). Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Gerakan Pemuda Ansor setelah sebelumnya mengalami perubahan nama seperti Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO).

Nama Ansor ini merupakan saran KH. Abdul Wahab, “ulama besar” sekaligus guru besar kaum muda saat itu, yang diambil dari nama kehormatan yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan menegakkan agama Allah. Dengan demikian ANO dimaksudkan dapat mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan semangat perjuangan para sahabat Nabi yang mendapat predikat Ansor tersebut. Gerakan ANO (yang kelak disebut GP Ansor) harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar Sahabat Ansor, yakni sebagi penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam. Inilah komitmen awal yang harus dipegang teguh setiap anggota ANO (GP Ansor).

Meski ANO dinyatakan sebagai bagian dari NU, secara formal organisatoris belum tercantum dalam struktur organisasi NU. Hubungan ANO dengan NU saat itu masih bersifat hubungan pribadi antar tokoh. Baru pada Muktamar NU ke-9 di Banyuwangi, tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934, ANO diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU dengan pengurus antara lain: Ketua H.M. Thohir Bakri; Wakil Ketua Abdullah Oebayd; Sekretaris H. Achmad Barawi dan Abdus Salam.

Dalam perkembangannya secara diam-diam khususnya ANO Cabang Malang, mengembangkan organisasi gerakan kepanduan yang disebut Banoe (Barisan Ansor Nahdlatul Oelama) yang kelak disebut BANSER (Barisan Serbaguna). Dalam Kongres II ANO di Malang tahun 1937. Di Kongres ini, Banoe menunjukkan kebolehan pertamakalinya dalam baris berbaris dengan mengenakan seragam dengan Komandan Moh. Syamsul Islam yang juga Ketua ANO Cabang Malang. Sedangkan instruktur umum Banoe Malang adalah Mayor TNI Hamid Rusydi, tokoh yang namaya tetap dikenang dan bahkan diabadikan sebagai sama salah satu jalan di kota Malang.

Salah satu keputusan penting Kongres II ANO di Malang tersebut adalah didirikannya Banoe di tiap cabang ANO. Selain itu, menyempurnakan Anggaran Rumah Tangga ANO terutama yang menyangkut soal Banoe.

Pada masa pendudukan Jepang organisasi-organisasi pemuda diberangus oleh pemerintah kolonial Jepang termasuk ANO. Setelah revolusi fisik (1945 – 1949) usai, tokoh ANO Surabaya, Moh. Chusaini Tiway, melempar mengemukakan ide untuk mengaktifkan kembali ANO. Ide ini mendapat sambutan positif dari KH. Wachid Hasyim, Menteri Agama RIS kala itu, maka pada tanggal 14 Desember 1949 lahir kesepakatan membangun kembali ANO dengan nama baru Gerakan Pemuda Ansor, disingkat Pemuda Ansor (kini lebih pupuler disingkat GP Ansor).

GP Ansor hingga saat ini telah berkembang sedemikan rupa menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki watak kepemudaan, kerakyatan, keislaman dan kebangsaan. GP Ansor hingga saat ini telah berkembang memiliki 433 Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota) di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah (Tingkat Provinsi) hingga ke tingkat desa. Ditambah dengan kemampuannya mengelola keanggotaan khusus BANSER (Barisan Ansor Serbaguna) yang memiliki kualitas dan kekuatan tersendiri di tengah masyarakat.

Di sepanjang sejarah perjalanan bangsa, dengan kemampuan dan kekuatan tersebut GP Ansor memiliki peran strategis dan signifikan dalam perkembangan masyarakat Indonesia. GP Ansor mampu mempertahankan eksistensi dirinya, mampu mendorong percepatan mobilitas sosial, politik dan kebudayaan bagi anggotanya, serta mampu menunjukkan kualitas peran maupun kualitas keanggotaannya. GP Ansor tetap eksis dalam setiap episode sejarah perjalan bangsa dan tetap menempati posisi dan peran yang stategis dalm setiap pergantian kepemimpinan nasional.

Logo Gerakan Pemuda Ansor versi cdr, buat sahabat yang membutuhkan silahkan bisa di download, dengan tampilan logo seperti dibawah ini :



https://drive.google.com/file/d/0B_20tGKRPULQNlVvY1RPdzFVS2c/view?usp=sharing
Untuk cara downloadnya bisa baca lihat dengan klik dibawah ini :

CARA DOWNLOAD 


Untuk logo-logo lainnya bisa anda unduh disini :

4 comments:

Penjelasan Mengenai Rebo Wekasan

RABU WEKASAN

Azimat Rebo Wekasan
Bulan Shafar adalah bulan kedua dalam penanggalan hijriyah Islam. Sebagaimana bulan lainnya, ia merupakan bulan dari bulan-bulan Allah yang tidak memiliki kehendak dan berjalan sesuai dengan apa yang Allah ciptakan untuknya.
Masyarakat jahiliyah kuno, termasuk bangsa Arab, sering mengatakan bahwa bulan Shafar adalah bulan sial. Tasa'um (anggapan sial) ini telah terkenal pada umat jahiliah dan sisa-sisanya masih ada di kalangkan muslimin hingga saat ini.

Abu Hurairah berkata, bersabda Rasulullah,

"Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa." (H.R.Imam al-Bukhari dan Muslim).

Ungkapan hadits laa ‘adwaa’ atau tidak ada penularan penyakit itu, bermaksud meluruskan keyakinan golongan jahiliyah, karena pada masa itu mereka berkeyakinan bahwa penyakit itu dapat menular dengan sendirinya, tanpa bersandar pada ketentuan dari takdir Allah.

Sakit atau sehat, musibah atau selamat, semua kembali kepada kehendak Allah. Penularan hanyalah sebuah sarana berjalannya takdir Allah. Namun, walaupun keseluruhannya kembali kepada Allah, bukan semata-mata sebab penularan, manusia tetap diwajibkan untuk ikhtiar dan berusaha agar terhindar dari segala musibah. Dalam kesempatan yang lain Rasulullah bersabda: “Janganlah onta yang sakit didatangkan pada onta yang sehat”.

Maksud hadits laa thiyaarota atau tidak diperbolehkan meramalkan adanya hal-hal buruk adalah bahwa sandaran tawakkal manusia itu hanya kepada Allah, bukan terhadap makhluk atau ramalan. Karena hanyalah Allah yang menentukan baik dan buruk, selamat atau sial, kaya atau miskin. Dus, zaman atau masa tidak ada sangkut pautnya dengan pengaruh dan takdir Allah. Ia sama seperti waktu- waktu yang lain, ada takdir buruk dan takdir baik.

Empat hal sebagaimana dinyatakan dalam hadits di atas itulah yang ditiadakan oleh Rasulullah dan ini menunjukkan akan wajibnya bertawakal kepada Allah, memiliki tekad yang benar, agar orang yang kecewa tidak melemah di hadapkan pada perkara-perkara tersebut.

Bila seorang muslim pikirannya disibukkan dengan perkara-perkara tersebut, maka tidak terlepas dari dua keadaan. Pertama: menuruti perasaan sialnya itu dengan mendahulukan atau meresponsnya, maka ketika itu dia telah menggantungkan perbuatannya dengan sesuatu yang tidak ada hakikatnya. Kedua: tidak menuruti perasaan sial itu dengan melanjutkan aktivitasnya dan tidak memedulikan, tetapi dalam hatinya membayang perasaan gundah atau waswas. Meskipun ini lebih ringan dari yang pertama, tetapi seharusnya tidak menuruti perasaan itu sama sekali dan hendaknya bersandar hanya kepada Allah.

Penolakan akan ke empat hal di atas bukanlah menolak keberadaannya, karena kenyataanya hal itu memang ada. Sebenarnya yang ditolak adalah pengaruhnya. Allah-lah yang memberi pengaruh. Selama sebabnya adalah sesuatu yang dimaklumi, maka sebab itu adalah benar. Tapi bila sebabnya adalah sesuatu yang hanya ilusi, maka sebab tersebut salah.

Muktamar NU yang ketiga, menjawab pertanyaan “bolehkah berkeyakinan terhadap hari naas, misalnya hari ketiga atau hari keempat pada tiap-tiap bulan, sebagaimana tercantum dalam kitab Lathaiful Akbar” memilih pendapat yang tidak mempercayai hari naas dengan mengutip pandangan Syekh Ibnu Hajar al-Haitamy dalam Al-Fatawa al-Haditsiyah berikut ini:

“Barangsiapa bertanya tentang hari sial dan sebagainya untuk diikuti bukan untuk ditinggalkan dan memilih apa yang harus dikerjakan serta mengetahui keburukannya, semua itu merupakan perilaku orang Yahudi dan bukan petunjuk orang Islam yang bertawakal kepada Sang Maha Penciptanya, tidak berdasarkan hitung-hitungan dan terhadap Tuhannya selalu bertawakal. Dan apa yang dikutip tentang hari-hari nestapa dari sahabat Ali kw. Adalah batil dan dusta serta tidak ada dasarnya sama sekali, maka berhati-hatilah dari semua itu” (Ahkamul Fuqaha’, 2010: 54).

Indikasi Kesialan dalam Quran dan Hadits

Mungkin ada pertanyaan, bagaimana dengan firman Allah Ta’ala, yang artinya: ’’Kaum ‘Aad pun mendustakan (pula). Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku, Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus. yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok korma yang tumbang” (Q.S al-Qamar (54:18-20).

Imam al-Bagawi dalam tafsir Ma’alim al-Tanzil menceritakan, bahwa kejadian itu (fi yawmi nahsin mustammir) tepat pada hari Rabu terakhir bulan Shafar. Orang Jawa pada umumnya menyebut Rabu itu dengan istilah Rabu Wekasan. Hemat penulis, penafsiran ini hanya menunjukkan bahwa kejadian itu bertepatan dengan Rabu pada Shafar dan tidak menunjukkan bahwa hari itu adalah kesialan yang terus menerus.

Istilah hari naas yang terus menerus atau yawmi nahsin mustammir juga terdapat dalam hadis nabi. Tersebut dalam Faidh al-Qadir, juz 1, hal. 45, Rasulullah bersabda, “Akhiru Arbi’ai fi al-syahri yawmu nahsin mustammir (Rabu terakhir setiap bulan adalah hari sial terus).”

Hadits ini lahirnya bertentangan dengan hadits sahih riwayat Imam al-Bukhari sebagaimana disebut di atas. Jika dikompromikan pun maknanya adalah bahwa kesialan yang terus menerus itu hanya berlaku bagi yang mempercayai. Bukankah hari-hari itu pada dasarnya netral, mengandung kemungkinan baik dan jelek sesuai dengan ikhtiar perilaku manusia dan ditakdirkan Allah.

Bagaimana dengan pandangan Abdul Hamid Quds dalam kitabnya Kanzun Najah Was-Surur Fi Fadhail Al-Azminah wash-Shuhur (penulis sendiri terus terang belum mengetahui dan meneliti kebenaran nama dan kitab ini, bahkan dalam beberapa tulisan kitab ini disebut dengan Kanzun Najah Was-Suraar Fi Fadhail Al-Azmina Wash-Shuhaar dan Kanju al-Najah wa al-Surur fi al-Adiyati al-Lati Tasrohu al-Sudur) yang menjelaskan: banyak para Wali Allah yang mempunyai pengetahuan spiritual yang tinggi mengatakan bahwa pada setiap tahun, Allah menurunkan 320.000 macam bala bencana ke bumi dan semua itu pertama kali terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar.

Oleh sebab itu hari tersebut menjadi hari yang terberat di sepanjang tahun. Maka barangsiapa yang melakukan shalat 4 rakaat (nawafil, sunnah), di mana setiap rakaat setelah al-Fatihah dibaca surat al-Kautsar 17 kali lalu surat al-Ikhlash 5 kali, surat al-Falaq dan surat an-Naas masing-masing sekali; lalu setelah salammembaca do’a, maka Allah dengan kemurahan-Nya akan menjaga orang yang bersangkutan dari semua bala bencana yang turun di hari itu sampai sempurna setahun.

Mengenai amalan-amalan tersebut di atas, mengutip KH. Abdul Kholik Mustaqim, Pengasuh Pesantren al-Wardiyah Tambakberas Jombang, para ulama yang menolak adanya bulan sial dan hari nahas Rebo Wekasan berpendapat (dikutip dengan penyesuaian):

Pertama, tidak ada nash hadits khusus untuk akhir Rabu bulan Shofar, yang ada hanya nash hadits dla’if yang menjelaskan bahwa setiap hari Rabu terakhir dari setiap bulan adalah hari naas atau sial yang terus menerus, dan hadits dla’if ini tidak bisa dibuat pijakan kepercayaan.

Kedua, tidak ada anjuran ibadah khusus dari syara’.Ada anjuran dari sebagian ulama’ tasawwuf namun landasannya belum bisa dikategorikan hujjah secara syar’i.

Ketiga, tidak boleh, kecuali hanya sebatas sholat hajat lidaf’ilbala’almakhuf (untuk menolak balak yang dihawatirkan) atau nafilah mutlaqoh (sholat sunah mutlak) sebagaimana diperbolehkan oleh Syara’, karena hikmahnya adalah agar kita bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.

Mengutip pandangan Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH Miftakhul Akhyar tentang hadits kesialan terus menerus pada Rabu terakhir tiap bulan, dinyatakan:

“Naas yang dimaksud adalah bagi mereka yang meyakininya, bagi yang mempercayainya, tetapi bagi orang-orang yang beriman meyakini bahwa setiap waktu, hari, bulan, tahun ada manfaat dan ada mafsadah, ada guna dan ada madharatnya. Hari bisa bermanfaat bagi seseorang, tetapi juga bisa juga naas bagi orang lain…artinya hadits ini jangan dianggap sebagai suatu pedoman, bahwa setiap Rabu akhir bulan adalah hari naas yang harus kita hindari. Karena ternyata pada hari itu, ada yang beruntung, ada juga yang buntung. Tinggal kita berikhtiar meyakini, bahwa semua itu adalah anugerah Allah. ” Wallahu ‘A’lam.

Yusuf Suharto
Ketua Aswaja NU Center Jombang, Kontributor NU Online

Sumber : http://www.nu.or.id/

0 comments: